Setali tiga uang dengan mama, saya ternyata mewarisi bakat menjadi pengusaha :D karier pertama saya dimulai dengan berjualan es alpukat buatan sendiri. Senang rasanya menanti pembeli, dan menghitung-hitung laba yang akan diperoleh. Akan tetapi ketika petang menjelang, ada sosok pembeli yang lekat di hati, papa saya sendiri. Tak tangung-tangung diborong habis dagangan saya kala itu. Bukan main sedih saya dibuatnya, karena papa kemudian menasihati agar waktu saya harus digunakan untuk belajar geografi, fisika, matematika, sejarah, bahasa dan lain sebagainya. Maka begitulah, debut pertama saya sebagai pengusaha harus berakhir saja kala itu.
Tapi rupanya Tuhan berkehendak lain, diberinya saya teman yang kelak akan menjadi suami kaya saya :) lewat dirinya saya mengenal nama-nama seperti Robert T Kiyosaki, Warren Buffett, Tung desem Waringin, Pa' Haji alay sampai Pa'
Orang yang akan menjadi suami kaya saya, seolah menjungkir balikan saja semua pemikiran saya tentang seisi dunia ini. Tentang diri kita yang berperan penting dalam menentukan kehidupan kita sendiri. Visi dan misi harus lah dibuat dan menjadi akar kuat bagi pohon harapan kita, dan sebagainya...
Hasil dari pemahaman itu semua, ketika saya siap bercita-cita mulia untuk menjadi kaya, maka yang saya kumpulkan sebanyaknya adalah kecakapan finansial saya. Kecakapan pendidikan formal yang ditanamkan papa “toh” ternyata hanya bermakna sampai saat hari wisuda saya dari Fakultas Hukum Universitas
Tulisan ini adalah impian, harapan, dan ambisi saya... FIGHT....OH! BE A RICH MOM !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar