Rabu, 19 September 2007

Bagaimana “Dia” dapat melakukannya?


Suatu ketika, saat Rasulullah berdiri di hadapan orang banyak untuk ber-orasi, Laqith bin Amir berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau ketahui tentang ilmu gaib?”, ... Beliau berkata, “Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. (Yaitu) diantaranya adalah ilmu tentang kematian; Allah mengetahui kapan seseorang mati, namun kalian tidak mengetahuinya. Selanjutnya adalah ilmu tentang sperma ketika ia sedang berada di dalam rahim; Dia mengetahuinya, namun kalian tidak mengetahuinya. Lalu pengetahuan tentang apa yang akan terjadi esok; Dia mengetahui apa yang akan kalian makan esok hari, sedangkan kalian tidak mengetahuinya. Kemudian pengetahuan tentang hari hujan; Dia mengawasi kalian ketika kalian tengah mengharapkan belas kasihan (agar hujan segera turun). Dia tersenyum karena Dia mengetahui hujan akan segera turun. Selanjutnya (yang terakhir) adalah pengetahuan tentang hari kiamat. Kalian akan hidup di dunia sesuai waktu yang telah ditentukan, hingga terompet Sangkakala ditiup. Demi Tuhanmu, tiada satu pun yang ada di permukaan bumi ini yang tidak akan mati. ...

Kemudian Laqith bin Amir berkata lagi, “Wahai Rasulullah, bagaimana Allah mengumpulkan (tubuh) kami ketika itu setelah tubuh kami dicerai-beraikan angin, bencana, atau dimakan binatang buas?”

Beliau menjawab, “Aku akan menjelaskannya kepadamu dengan ayat-ayat Allah (fenomena alam). Misalnya engkau sedang berjalan-jalan di atas tanah yang kering dan tandus. Kemudian engkau mengatakan bahwa tanah tersebut selamanya takkan pernah hidup (subur). Lalu Allah mengutus langit (untuk menurunkan hujan) kepadamu. Selang beberapa hari ketika engkau melewati tanah tersebut, ternyata tanah itu telah dipenuhi pepohonan yang hijau. Demi Allah, sungguh Dia lebih mampu untuk menghimpun kalian daripada air yang dapat menghimpun tetumbuhan di atas bumi ini...

Laqith bin Amir berkata lagi, “Bagaimana itu bisa terjadi, padahal kami terdiri dari seantero jagat sedangkan Allah hanya satu? Bagaimana Dia melihat kami dan kami melihat-Nya?”

Rasulullah kemudian berkata, “Aku akan menjelaskannya dengan menggunakan ayat-ayat Allah. Matahari dan bulan adalah ayat Allah yang kecil. Kalian dapat melihat keduanya, dan keduanya juga dapat melihat kalian. Saat melihat keduanya, kalian tidak saling berbenturan satu sama lain.”...

-Orasi yang disampaikan Rasulullah SAW, pada tahun 9 Hijrah, ketika utusan Banu Munthafiq datang menemui beliau-

Tidak ada komentar: