Selasa, 28 Oktober 2008

Sang maestro kehidupan



Aku sering berandai
hidup ku di dunia adalah sebuah lakon
Ada bumbu wajib nya
pahit getir hingga manis terasa
atau sebaliknya
manis terkecap, pahit yg tertelan
atau asem manis lemon tea (hehe... -_-' )

Udah ah segitu dulu syairnya daripada makin rusak, mending cerita aja ya...

Dear all,
kenapa ya...masalah ga pernah bosen menguntit kita?
yang satu blum selesai..., yang baru tau2 muncul. Doa yang lama blum terkabul, udah punya keinginan lain utk dido'akan (blum tentu dikabulin jg di dunia) heh... masalah!
Ada juga nih...orang yang seolah-olah ga punya masalah, tapi ga tau mau ngapain lagi hidup di dunia, wah...ini lebih bermasalah!
Kalau lagi sedih dan bingung kayak gini, tersentuh...bgt kalo dapat kata2 bijak. Aku dapet cerita nih, hasil forward, selesai baca kok adem...banget, jd pengen share... mangga dibaca cerita lengkapnya...
 
"Alkisah, Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas". Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku.

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil "Anakku mari kesini dan duduklah di pangkuan ibu". Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah, "Allah, apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab "Aku sedang menyulam kehidupanmu". Dan aku membantah, "Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah ?". Kemudian Allah menjawab, "Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaan-Ku dibumi ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuan-Ku, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisi- Ku".

Hem... Sang maestro kehidupan, Subhanallah... :)

Tidak ada komentar: